Tuesday, 22 August 2017

BIJI KETAPANG ( FRIED COCONUT COOKIES )


Lama nggak berbagi resep ya. Sebenarnya tiap hari acara masak memasak nggak pernah berhenti, tapi karena ada banyak hal jadinya sering tertunda. Harap maklum, sebagai Autoimmune Warrior, mau tidak mau, saya harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi si Mumun ini maunya apa ... LoL. Jadi OOT nih, lanjut ke topik utama ... 

Kue legendaris dari dapur Betawi ini memang muncul dihari-hari istimewa. Bagi orang Betawi, rasanya lebaran tak lengkap tanpa kehadiran kue biji ketapang. Kue yang dibuat dengan cara digoreng ini terasa gurih karena dibuat dari kelapa parut dan santan.

Sebenarnya tidak ada yang tahu persis kenapa kue ini dinamakan Biji Ketapang. Konon kabarnya karena kue ini memang mirip dengan biji pada pohon bunga ketapang yang dahulu banyak ditemukan di pinggir jalan kota Jakarta dimasa lalu. Buah ketapang berbentuk bulat, kulitnya keras dan ujungnya runcing. Jika dibuka isinya berwarna putih seperti Almond. Oleh karena itu dipanggil juga dengan Almond Malabar atau Almond Singapura. Dahulu saat pohon ketapang masih banyak tumbuh di tanah Betawi, Buah ketapang banyak tercecer di jalanan dan sering dipungut untuk dimakan bijinya. Rasanya gurih dan teksturnya renyah. Mungkin karena bentuknya yang mungil, mirip biji inilah yang menyebabkan banyak orang menyebutnya begitu dan menginspirasi terciptanya kue biji ketapang.

Almarhum nenek saya dulu menyebutnya biji ketépang alias biji ketendang karena kue biji ketapang yang dimakan saat itu kerasnya minta ampun, bisa bikin gigi rontok. Entah ada kesalahan dengan cara pembuatannya atau gimana, saya juga tidak tahu, lha wong cuma dikasih saudara dari Jakarta ... LoL.

Untuk membuat resep Biji Ketapang sebenarnya tidak terlalu sulit. Bahan bahannya pun dengan mudah bisa kita dapat di toko-toko atau warung sekitar rumah. Tetapi karena masih banyak yang belum tahu bagaimana cara yang benar dan bahan bahan resep ini, sama kayak yang punya blog ini ... he he he. Tapi itu dulu yakk, sekitar sepuluh tahun yang lalu. Bukan tekstur keras sebenarnya, cuma lebih kearah adonan fritter yang crunchy tapi cepat lembek. Setelah googling berbagai macam resep biji ketapang, akhirnya saya bisa pahami dimana letak kuncinya.

Sayangnya saat ini, kue ini sudah tidak banyak dijual. Umumnya dibuat oleh masyarakat Betawi untuk acara istimewa seperti Lebaran atau acara pernikahan. Biasanya ditaruh dalam stoples berutup dengan hiasan kertas minyak warna-warni. 

Saya tertarik membuat resep kue ini karena penasaran dengan rasanya dan adonannya yang sepertinya bisa diaplikasikan dengan bahan-bahan lain seperti wijen, bumbu spekkoek, coklat, green tea, kopi, mocca dan tiramisu. Tujuannya biar kue jaman dulu yang hampir punah ini agar naik kelas. Dan yang saya buat kali ini masih versi original, ada yang sebagian memakai wijen, tapi resepnya lain kali aja ya, soalnya masih perlu di upgrade ... he he he. Meski saya bukan keturunan Betawi, tapi Biji Ketapang ini nggak kalah kok sama buatan Encing dan Encang. Saya share ya, resepnya ... 

Bahan-bahan :
- 250 gram tepung terigu protein sedang
- 125 gram tepung sagu kanji / tapioka
- 75 gram margarin
- 1 butir telur, kocok
- 75 gram gula pasir
- 1/2 sendok teh garam
- 100 ml santan instan
- 250 gram kelapa parut, sangrai

Cara membuat:
- Campur telur, gula pasir, garam, dan santan instan. Aduk sampai gula larut.
- Masukkan tepung terigu dan kelapa sangrai, aduk sampai tercampur rata. 
- Tambahkan margarin, uleni hingga adonan kalis  tidak lengket ditangan.
- Pulung adonan berbentuk silinder / bulat memanjang, potong atau gunting serong.
- Panaskan minyak di atas api kecil, goreng adonan sampai coklat keemasan, tiriskan.
-Masukkan kedalam stoples kedap udara.

Happy Cooking ... 


# NOTES
- Air bisa ditambahkan sedikit jika adonan belum kalis.
- Jika adonan masih terasa lengket ditangan, bisa ditambahkan tepung sedikit demi sedikit.