Resep yang akan saya share kali ini adalah Omah Semut, Endog Semut alias Thiwul Manis. Sedikit cerita ya, di jaman penjajahan dulu, kata Nenek saya, nasi itu termasuk makanan yang mewah. Rakyat kecil cuma bisa menikmati makanan dari tumbuh-tumbuhan lainnya seperti sorghum, talas, jagung, singkong dan yang lainnya. Thiwul adalah salah satunya. Bahan utamanya berasal dari singkong yang dikeringkan ( gaplek ) dan ditumbuk hingga menjadi tepung. Karena itulah dijaman dulu thiwul identik dengan kemelaratan dan kemiskinan.
Makanan yang dijaman dulu karena keadaan terpaksa dimakan, sekarang menjadi makanan yang banyak dicari dan menjadi makanan favorit. Penduduk di daerah Pegunungan Seribu seperti Pacitan, Wonogiri, Pracimantoro dan Gunung Kidul, masih dikenal mengonsumsi jenis makanan ini sehari-hari. Tapi tidak semuanya sih, hanya beberapa aja yang masih makan makanan berbahan dasar singkong ini. Maklum, manusia jaman now, malu kali kalau masih makan Thiwul. Nggak salah juga sih karena penjajahan sudah dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Karena sudah jadi horang kayah, makanan jaman penjajahan juga perlu dihempaskan. Kalau saya, apa aja asal halal, sikaat Cuyy ... he he he.
Kembali ke dunia gaplek. Thiwul ini bisa dimasak manis atau dimasak gurih. Sebagai pengganti nasi atau untuk jajanan pasar. Di Solo, banyak juga yang jualan Thiwul, kebanyakan sih untuk jajanan pasar seperti endog semut, thiwul ayu dan campuran lenjongan. Di daerah Gunung Kidul, nasi thiwul dinikmati dengan masakan pelengkap seperti sayur tahu tempe pedas atau sambel goreng ndeso, sayur dari daun singkong, oseng-oseng tempe pedas dan ikan tongkol. Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras. Nasi tiwul kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras putih biasa dan juga bebas gluten alias gluten free. Cocok untuk penderita maag, diabetes, autoimun dan darah tinggi.
Saat ini, banyak diproduksi Thiwul instan dengan berbagai rasa. Ada rasa coklat, gula jawa, pandan dan strawberry. Cara membuatnya pun lebih mudah, hanya mencampurnya dengan air lalu kemudian dikukus, jadi deh. Saya banget tuh, kalau malesnya kumat ... LoL. Tapi bagi yang sudah merasakan Thiwul original, sudah pasti lebih enak yang memakai cara lama. Untuk jualan, usaha bisnis aneka tiwul tradisional juga lebih ekonomis dan murah. Karena pernah diajari ilmu pergaplek-an dan jaminan rasa juga endol markendol, meski bikin jari tangan agak-agak pegel, saya share yaa resepnya Bukibuk ...
BAHAN :
- 500 gram tepung gaplek atau tepung tapioka (tepung cassava)
- 200 ml air santan
- 2 lembar daun pandan
- 100 gram gula merah, sisir
- 1 sendok teh garam
Bahan taburan :
- 250 gram kelapa muda parut sunggar atau panjang
- ½ sendok teh garam
Campurkan kedua bahan diatas lalu kukus selama 10 menit
Cara membuat :
- Masukkan tepung gaplek didalam wadah, perciki dengan air sedikit demi sedikit sambil diremas-remas hingga adonan berbutir seperti pasir, lakukan sampai semua adonan bergerindil.
- Campurkan garam dan gula jawa sisir sampai tercampur rata
- Masukkan adonan ke dalam dandang yang telah dipanaskan dan dialasi dengan plastik atau daun pisang, kukus ± selama 30 - 45 menit, angkat.
- Sajikan tiwul bersama kelapa parut.
HAPPY COOKING ... BON APPETIT
# NOTES :
- Gula jawa bisa diganti dengan gula palem dan bisa ditambahkan sesuai selera
- Kelapa parut bisa disajikan secara segar atau tidak dikukus lebih dahulu
- Selama proses mengukus, setelah 20 menit, aduk balik adonan Thiwul agar matang secara merata
- Resep yang ada diatas adalah resep tiwul yang rasanya manis, untuk jajanan. Kalau ingin menyajikannya dengan sayur atau tiwul yang tidak manis, jangan tambahkan gula.
- Cara membuat tepung gaplek : kupas singkong kemudian cuci sampai bersih lalu potong dengan ukurannya besar / lebar. Untuk mempercepat proses pengeringan potong singkong tipis-tipis. Setelah itu jemur di bawah sinar matahari sampai benar-benar kering. Tumbuk, giling atau blender gaplek hingga menjadi tepung.