Tuesday, 5 May 2020

NEW CHANNEL


Free Icons Png - Subscribe Youtube Channel Png | Transparent PNG ...



Tidak terasa sudah lama nggak update resep disini, dua tahun yaakk ... kayak baru kemarin aja . Bukan karena kehabisan ide atau topik, tapi ada banyak hal sih, diantaranya ya mager alias malas gerak ... he he he. Jujur ya, walau bagaimana pun saya tidak akan pernah bisa go away meninggalkan dunia jari-jari atau tulis menulis. Apalagi sekarang, saat wabah COVID -19 merajalela dan mengakibatkan tim mager dan kaum rebahan menjadi manusia yang berguna bagi sesama ... LoL.

Sebenarnya sudah lama ingin membuat channel memasak, jadi bukan sekedar resep aja. Dan baru kali ini kesampaian. Hanya satu kata, menyenangkan. Diantara banyak keribetan ini itu dalam membuat akun channel dan proses pembuatan videonya. Ada banyak hal yang harus saya pelajari dan harus saya mengerti.  Terutama aturan mainnya, dari tools sampai makhluk-makhluk yang gentayangan disana ... he he he. Asal tahu aja, ternyata Youtube lebih extrem daripada Instagram. Dimana-mana, saya mah slow ajaahh ... senyumin aja kalau ada makhluk yang nyleneh ... ora gagas ora urus, ora pathek en ... LoL. Nggak heran kalau ada chefgram yang galak atau ogah punya channel youtube.  

Lepas dari semua itu, saya hanya ingin share pengalaman dan keseruan belajar memasak. Kalaupun ada perbedaan dalam hal mengolah ataupun memakai alat, itulah seninya memasak. Yang penting adalah kita happy. Nggak perlu serius-serius sampai mengulik bahan atau proses pembuatan makanan sampai segitu juga, sekolah kagak, ahli juga bukan tapi gaya udah kayak profesor aja ... he he he.   Asal mau terus belajar , bertanya dan mencoba, lama-lama juga akan lihay menemukan sendiri jalannya.

Masih jauh dari kata bagus karena saya newbie di youtube. Resep-resep yang pernah saya upload disini juga akan saya rebake atau recook, plus resep baru, resep singkat tapi nggak ngaco ... he he he. Masih dalam format video text, karena suara saya seperti knalpot berisik, malu sayaa ... LoL. Ke depannya mungkin juga akan ada konten kuliner, jalan-jalan sambil jajan, Inshaallah setelah pandemik COVID-19 enyah dari muka bumi.

Silahkan langsung klik  https://www.youtube.com/channel/UCSBN4j1Ces7Sk90D5xczqWw . Atau search di www.youtube.com/ Mille Channel.  Semoga bermanfaat yaa ....


HAPPY COOKING DAN SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA


Thursday, 8 February 2018

OMAH SEMUT ( MASH MODIFIED CASSAVA STEAMED )



Resep yang akan saya share kali ini adalah Omah Semut, Endog Semut alias Thiwul Manis. Sedikit cerita ya, di jaman penjajahan dulu, kata Nenek saya, nasi itu termasuk makanan yang mewah. Rakyat kecil cuma bisa menikmati makanan dari tumbuh-tumbuhan lainnya seperti sorghum, talas, jagung, singkong dan yang lainnya. Thiwul adalah salah satunya. Bahan utamanya berasal dari singkong yang dikeringkan ( gaplek ) dan ditumbuk hingga menjadi tepung. Karena itulah dijaman dulu thiwul identik dengan kemelaratan dan kemiskinan. 

Makanan yang dijaman dulu karena keadaan terpaksa dimakan, sekarang menjadi makanan yang banyak dicari dan menjadi makanan favorit. Penduduk di daerah Pegunungan Seribu seperti Pacitan, Wonogiri, Pracimantoro dan Gunung Kidul, masih dikenal mengonsumsi jenis makanan ini sehari-hari. Tapi tidak semuanya sih, hanya beberapa aja yang masih makan makanan berbahan dasar singkong ini. Maklum, manusia jaman now, malu kali kalau masih makan Thiwul. Nggak salah juga sih karena penjajahan sudah dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Karena sudah jadi horang kayah, makanan jaman penjajahan juga perlu dihempaskan. Kalau saya, apa aja asal halal, sikaat Cuyy ... he he he. 

Kembali ke dunia gaplek. Thiwul ini bisa dimasak manis atau dimasak gurih. Sebagai pengganti nasi atau untuk jajanan pasar. Di Solo, banyak juga yang jualan Thiwul, kebanyakan sih untuk jajanan pasar seperti endog semut, thiwul ayu dan campuran lenjongan. Di daerah Gunung Kidul, nasi thiwul dinikmati dengan masakan pelengkap seperti sayur tahu tempe pedas atau sambel goreng ndeso, sayur dari daun singkong, oseng-oseng tempe pedas dan ikan tongkol. Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras. Nasi tiwul kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras putih biasa dan juga bebas gluten alias gluten free. Cocok untuk penderita maag, diabetes, autoimun dan darah tinggi. 

Saat ini, banyak diproduksi Thiwul instan dengan berbagai rasa. Ada rasa coklat, gula jawa, pandan dan strawberry. Cara membuatnya pun lebih mudah, hanya mencampurnya dengan air lalu kemudian dikukus, jadi deh. Saya banget tuh, kalau malesnya kumat ... LoL. Tapi bagi yang sudah merasakan Thiwul  original, sudah pasti lebih enak yang memakai cara lama. Untuk jualan, usaha bisnis aneka tiwul tradisional juga lebih ekonomis dan murah. Karena pernah diajari ilmu pergaplek-an dan jaminan rasa juga endol markendol, meski bikin jari tangan agak-agak pegel, saya share yaa resepnya Bukibuk ... 

BAHAN :
- 500 gram tepung gaplek atau tepung tapioka (tepung cassava)
- 200 ml air santan
- 2 lembar daun pandan
- 100 gram gula merah, sisir 
- 1 sendok teh garam

Bahan taburan :
- 250 gram kelapa muda parut sunggar atau panjang
- ½ sendok teh garam
Campurkan kedua bahan diatas lalu kukus selama 10 menit

Cara membuat :
- Masukkan tepung gaplek didalam wadah, perciki dengan air sedikit demi sedikit sambil diremas-remas hingga adonan berbutir seperti pasir, lakukan sampai semua adonan bergerindil.
- Campurkan garam dan gula jawa sisir sampai tercampur rata
- Masukkan adonan ke dalam dandang yang telah dipanaskan dan dialasi dengan plastik atau daun pisang, kukus ± selama 30 - 45 menit, angkat.
- Sajikan tiwul bersama kelapa parut.


HAPPY COOKING ... BON APPETIT



# NOTES :
- Gula jawa bisa diganti dengan gula palem dan bisa ditambahkan sesuai selera
- Kelapa parut bisa disajikan secara segar atau tidak dikukus lebih dahulu
- Selama proses mengukus, setelah 20 menit, aduk balik adonan Thiwul agar matang secara merata
- Resep yang ada diatas adalah resep tiwul yang rasanya manis, untuk jajanan. Kalau ingin menyajikannya dengan sayur atau tiwul yang tidak manis, jangan tambahkan gula.
- Cara membuat tepung gaplek : kupas singkong kemudian cuci sampai bersih lalu potong dengan ukurannya besar / lebar. Untuk mempercepat proses pengeringan potong singkong tipis-tipis. Setelah itu jemur di bawah sinar matahari sampai benar-benar kering. Tumbuk, giling atau blender gaplek hingga menjadi tepung.



Wednesday, 17 January 2018

KETAN BUBUK JURUH ( STICKY RICE SOYBEAN POWDER CARAMELS )


Di Solo, makanan ini sangat legend, dari dulu sampai sekarang tidak berkurang penggemarnya dan tersedia di setiap sudut kota terutama di pagi hari. Bukan Wong Solo namanya, kalau belum pernah makan makanan ini ... he he he. Daerah lain pastinya juga ada ya, yang namanya ketan ini, cuma beda bahan pendamping, cara mengolah dan menyajikan. Ada ketan sarikaya, ketan uli, kue dange dan masih banyak lagi. 

Ketan bubuk juruh Solo adalah beras ketan putih yang dikukus, lalu disajikan dengan cara ditaburi parutan kelapa, ditaburi bubuk kedelai dan siraman juruh atau sirup gula Jawa kental. Ketan bubuk disukai karena rasanya yang sangat mantap, yaitu pulennya ketan dipadukan dengan manisnya sirup gula jawa dan gurihnya bubuk kedelai. Ada juga yang memadukan ketan bubuk juruh ini dengan bubur lemu atau bubur beras. Sangat sederhana, tetapi rasanya uenak e pol, campuran gurih, manis dan legit yang mantap surantap ... LoL. 

Bahan dasar yang dipergunakan juga sangat simpel, beras ketan, kelapa, gula jawa dan kedelai. Meskipun banyak dijual di pasar tradisional dan toko kue, nggak ada salahnya kalau kita membuatnya sendiri dirumah yang tentunya lebih hemat dan sehat. Cara membuatnya juga gampang kok. Saya sengaja tidak memakai metode yang sering digunakan pada umumnya, yaitu mengukus ketan terlebih dahulu, lalu dimasak dengan santan mendidih dan setelah itu baru dikukus lagi. Kalau menurut saya sih tiga kali kerja ya, lagi pula karakter beras di setiap daerah berbeda-beda. Kalau berasnya doyan air hasil akhirnya jadi lembek dan nggak pulen. Lebih mudah seperti cara menanak nasi kuning. Beras rendaman dimasak bersama santan yang mendidih, setelah matang diamkan sejenak agar tanak atau santan meresap dengan rata, kemudian dikukus hingga matang. Bagaimana cara memasaknya, monggo kerso panjenengan nggih mbak-mbak, buk-ibuk ... yang penting hasilnya pulen dan enak. 


Bahan – bahan:
- 400 gram beras ketan, bersihkan lalu rendam dengan air selama 2 jam
- 400 ml santan kelapa yang diperoleh dari 1/2 butir kelapa parut
- ½ sendok makan garam dapur
- 2 lembar daun pandan, simpulkan


Cara membuat :
- Masak santan bersama garam dan daun pandan, hingga mendidih
- Masukkan beras ketan sedikit demi sedikit, aduk hingga air meresap dan kesat
- Diamkan selama ½ jam
- Kukus ketan hingga matang ± selama 30-45 menit


Bahan pelengkap;
- 250 gram kelapa, parut sunggar atau memanjang, campur dengan ½ sendok teh garam
- 250 gram gula jawa, iris halus, campurkan dengan ½ gelas air, masak hingga cair dan kental
- 250 gram kedelai, sangrai hingga terasa harumnya, campur dengan 1 sendok teh gula pasir, 5 lembar daun jeruk purut yang diiris halus dan 2 sendok teh garam dapur, blender sampai menjadi bubuk


Cara menyajikan :
- Cetak ketan kedalam mangkuk bulat ( menurut selera ), pipihkan, taburkan kelapa parut diatasnya, bubuk kedelai dan siram sirup gula jawa dengan cara memutar
- Ketan bubuk juruh siap disajikan



HAPPY COOKING


NOTES :

# Untuk mendapatkan ketan yang pulen, perhatikan kadar air rebusan santan. Apabila beras ketan sudah setengah matang dan air terlihat banyak, segera kurangi air diatasnya. Apabila beras ketan masih keras dan air sudah menyusut atau kesat, tambahkan santan sedikit demi sedikit hingga mendapatkan tekstur beras yang setengah matang, tidak keras dan tidak lunak.





Wednesday, 10 January 2018

BUBUR MANADO ( MANADONESE PORRIDGE )


Sebenarnya sudah lama ingin mem-posting resep, cancel melulu karena banyaknya hal yang perlu diselesaikan. Maklum-lah kalau single, susah senang, sehat sakit, lompat sana lompat sini, kemana-mana juga mesti fight sendirian, derita gue ... Hiks. Btw, tentang makanan khas Sulawesi Utara ini, dulu, seringnya nitip bapak saya kalau pulang main tenis di stadion Manahan. Setahu saya di Solo cuma di tempat itu yang jual, Rp. 6000 sudah mendapatkan bubur Manado beserta perangkatnya, ikan asin dan sambal. Karena bapak saya sudah pensiun main tenis, jadi saya mesti belajar bikin sendiri. Rasanya nggak beda jauh sih, soalnya ada Ibu saya yang jadi guide-nya. Dulu sewaktu masih sekolah masak, sering praktek memasak makanan daerah, termasuk Tinutuan. 

Lanjut ke Tinutuan alias bubur Manado. Bubur manado sendiri adalah salah satu makanan alternatif untuk semua kalangan, baik dari kalangan anak – anak hingga orang dewasa. Bubur Manado mirip dengan bubur nasi pada umumnya, bedanya bubur Manado memiliki campuran dari sayur-sayuran menyehatkan yang mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi. Juga dari segi rasa, warna yang agak kekuningan serta bahan sayuran-sayuran seperti labu kuning, kangkung, bayam, kemangi, jagung, singkong dan ubi yang tercampur aduk dalam proses pengolahannya. Bubur Manado biasanya juga dihidangkan dengan ikan jambal asin dan sambal. Itu yang membuat bubur Manado ini terlihat unik dan tentu saja rasanya pun pasti maknyus.

Proses pembuatan bubur Manado ini secara umum tidak sulit bahkan tergolong mudah dan praktis. Entah itu secara tradisional atau menggunakan rice cooker. Tinggal cemplang-cemplung aja, walaupun agak lumayan pegel karena tangan mesti ngaduk terus, printilannya juga banyak dan mesti sabar nungguin si bubur matang.

Dari informasi yang bertebaran di Google, umumnya bubur Manado yang original, menggunakan sayuran khas Manado yaitu daun gedi. Tapi karena tanaman gedi di Solo tidak ada yang jual, maka bahan ini saya skip dari resep. Yang saya lihat dan baca di Wikipedia, tanaman gedi memiliki tampilan seperti pohon singkong, tinggi, beruas dan memiliki daun yang menjari. Gedi masih satu keluarga dengan kembang sepatu, kapas dan okra sehingga tak heran daunnya mengandung lendir sebagaimana halnya tanaman di dalam keluarga yang sama. Nah di bubur Manado, daun ini membuat tekstur bubur menjadi kental dan terasa lebih gurih. Hmm ... rasane koyo opo yo ? Lupakan daun Gedi, semoga besok-besok ada yang bisa dititipin ... LoL. Saya share resepnya ya, Bukibuk ...

Bahan:
- 130 gram beras ( 1 gelas takar kecil ) 
- 1 ½ liter air kaldu ayam
- 2 buah jagung manis dipipil
- 1 batang singkong atau ubi kayu, sekitar 300 gram, potong dadu
- 1 buah ubi kuning, potong dadu 
- 400 gram atau 1 buah labu kuning kecil, kukus dan lumatkan dengan garpu
- 1 ikat kangkung, potong kecil-kecil
- 1 ikat kecil daun bayam, potong kecil-kecil
- 2 batang daun bawang, iris halus 
- 3 ikat atau 1 mangkuk daun kemangi, ambil daun dan pucuk mudanya saja 

Bumbu: 
- 5 siung bawang putih, cincang halus
- 2 sendok teh merica bubuk
- 5 batang serai, ambil bagian putihnya saja dan memarkan
- 1 sendok makan garam
- 2 sendok makan gula pasir
- 2 lembar daun salam
- 1 sendok makan minyak untuk menumis


Cara Membuat :
- Masukkan minyak, tumis bawang putih cincang hingga harum
- Tambahkan air kaldu ayam, serai yang sudah dimemarkan dan daun salam, didihkan sampai beras melunak
- Masukkan jagung manis pipil, singkong, ubi dan labu kuning, aduk.
- Masak hingga jagung, singkong, ubi dan labu kuning melunak serta beras sudah mulai menjadi bubur.
- Masukkan daun bayam, daun kangkung dan daun kemangi, masak hingga sayuran layu.
- Masukkan garam dan gula pasir, aduk terus hingga merata dan bubur matang.
- Cek rasa, tambahkan garam dan gula menurut selera agar rasa seimbang
- Bubur Manado siap disajikan


Pelengkap:
- sambal terasi 
- ikan teri atau ikan jambal roti, digoreng ( saya menggunakan geréh péthék atau ikan asin kapang ) 


HAPPY COOKING ... 

# NOTES : 
- Air kaldu bisa ditambahkan kalau terlihat menyusut dan beras belum lunak 

Saturday, 11 November 2017

SUP MATAHARI / SUNFLOWER SOUP


Pasti banyak yang penasaran sama sup yang satu ini. Di Solo ada beberapa jenis sup dengan rasa yang berbeda, Timlo, Thenkleng dan Sup bening. Nah, sup bening ini juga berbeda-beda penampilannya atau isiannya. Ada sup kobis, sup rambutan, sup penyon, sup lapis, sup galantin, sup makaroni atau sup ndeso dan sup matahari. Yang terakhir ini, yang akan saya bagi resepnya. Dinamakan sup matahari karena penyajiannya mirip bunga matahari. Ada juga yang menyebutnya sup mawar dan sup teratai, tapi yang pasti sih lebih dikenal dengan nama sup manten atau sup pengantin. 

Sup ini memang adanya cuma di Solo dan sering ditemui di acara resepsi pernikahan karena selat dan sup semacam lagu wajib yang harus disajikan sebagai starter di berbagai hajatan. Bagi masyarakat Solo, setiap makanan mengandung filosofi dan ada pakem-pakem yang harus dilaksanakan. Filosofi dari Sup matahari adalah adanya harapan kehidupan setelah pernikahan agar diberikan sinar kemudahan dalam menjalani biduk rumah tangga bagi kedua pasangan yang akan segera menikah. 

Disajikan disebuah mangkuk bulat atau piring berukuran lebar. Tata cara penyajiannya menyerupai bunga matahari, terdapat kelopak bunga yang dibuat dari telur dadar, sedangkan bagian inti atau tengahnya berupa sosis, daging ayam cincang dan berbagai jenis sayuran.

Penjual sup ini banyak banget, termasuk saya ... LoL. Mulai dari kaki lima, hotel bintang lima dan katering. Umumnya sih dikemas diplastik mika lengkap dengan kuahnya. Harganya pun macam-macam, mulai dari Rp. 6000 sampai Rp.13.000. Biasa, hukum makanan yang tidak tertulis, ada harga, ada rasa gitu loh. Sebenarnya udah sering sih bikin sup matahari cuma belum sempat nulis resep dan foto-foto karena udah keburu capek duluan. Jujur aja yakk, karena banyak partikel-partikel zat-nya itu yang bikin saya males. Kebetulan kemarin ada order yang nggak begitu banyak, jadi agak nyantai gitu. Yang pasti kalau bikin sendiri, rasanya lebih enak. Juga sebagai pertanda kalau yang bikin sup ini bakalan segera dadi manten. Just kidding, tapi kalau beneran ya Alhamdulillah ... He he he he. Saya share yaa resepnya. 

Bahan-bahan :

* Kuah Sup :
~ 2.5 liter air
~ 1 potong dada ayam
~ ½ butir bawang bombay, cincang halus
~ 5 siung bawang putih, haluskan 
~ 3 siung bawang merah, haluskan
~ ½ butir pala, potong kecil-kecil
~ 4 butir kapulaga
~ 1 sendok teh merica bubuk
~ 4 sendok teh garam
~ 2 sendok teh gula pasir
~ 2 sendok makan minyak goreng untuk menumis
~ 1 lembar daun bawang, iris kasar
~ 1 untai daun seledri

Cara membuat kuah :
~ Tumis bawang bombay, bawang putih dan bawang merah sampai harum
~ Masukkan air, merica, garam, gula, pala, kapulaga, dada ayam, daun bawang dan seledri, masak hingga matang


* Daging ayam
~ 3 lembar roti tawar, buang kulitnya
~ 1 sendok teh garam, ½ sendok teh merica dan 3 siung bawang putih, haluskan
~ 1 butir telur, kocok 
~ Campurkan semua bahan diatas, uleni hingga rata
~ Bagi adonan menjadi 15 bagian, sisihkan


* Sayuran :
~ 1 buah Sosis sapi, iris tipis / menurut selera 
~ 4 buah wortel, serut dengan parutan keju
~ 1 buah jagung, pipil
~ 100 gram Jamur hitam, rendam 15 menit, rebus, tiriskan dan iris tipis 
~ 100 gram Jamur putih, rendam 15 menit, rebus, tiriskan dan potong kecil-kecil 


* Adonan Kulit :
~ ½ kg telur, kocok hingga rata
~ 150 ml minyak 
~ garam secukupnya. 
~ Campurkan semua bahan, aduk hingga rata, buat dadar tipis ± 15 dadar, sisihkan 

Cara membuat bunga matahari :
~ Ambil satu lembar dadar telur, letakkan satu iris sosis sapi ditengah dadar
~ Tata jamur putih diatas sosis sapi
~ Tata wortel serut dengan cara melingkari jamur putih
~ Lanjutkan dengan jagung pipil dan yang terakhir jamur hitam. 
~ Ambil daging ayam, bentuk bulat, pipihkan dan sesuaikan dengan tatanan sayur, taruh diatasnya.
~ Tutup atau lipat dadar sampai rapat 
~ Kukus selama ± 15 menit


* Penyajian :
~ Letakkan bunga matahari di dalam piring atau mangkuk, gunting bagian atas dadar dengan cara menyilang, tarik dadar keluar, masukkan kuah sup
~ Sup matahari siap disajikan



BON APPETIT .... 



# TIPS :
* Lapisi dasar kukusan dengan daun pisang atau plastik yang sudah dioles minyak goreng agar dadar tidak lengket dan mudah diangkat


Tuesday, 22 August 2017

BIJI KETAPANG ( FRIED COCONUT COOKIES )


Lama nggak berbagi resep ya. Sebenarnya tiap hari acara masak memasak nggak pernah berhenti, tapi karena ada banyak hal jadinya sering tertunda. Harap maklum, sebagai Autoimmune Warrior, mau tidak mau, saya harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi si Mumun ini maunya apa ... LoL. Jadi OOT nih, lanjut ke topik utama ... 

Kue legendaris dari dapur Betawi ini memang muncul dihari-hari istimewa. Bagi orang Betawi, rasanya lebaran tak lengkap tanpa kehadiran kue biji ketapang. Kue yang dibuat dengan cara digoreng ini terasa gurih karena dibuat dari kelapa parut dan santan.

Sebenarnya tidak ada yang tahu persis kenapa kue ini dinamakan Biji Ketapang. Konon kabarnya karena kue ini memang mirip dengan biji pada pohon bunga ketapang yang dahulu banyak ditemukan di pinggir jalan kota Jakarta dimasa lalu. Buah ketapang berbentuk bulat, kulitnya keras dan ujungnya runcing. Jika dibuka isinya berwarna putih seperti Almond. Oleh karena itu dipanggil juga dengan Almond Malabar atau Almond Singapura. Dahulu saat pohon ketapang masih banyak tumbuh di tanah Betawi, Buah ketapang banyak tercecer di jalanan dan sering dipungut untuk dimakan bijinya. Rasanya gurih dan teksturnya renyah. Mungkin karena bentuknya yang mungil, mirip biji inilah yang menyebabkan banyak orang menyebutnya begitu dan menginspirasi terciptanya kue biji ketapang.

Almarhum nenek saya dulu menyebutnya biji ketépang alias biji ketendang karena kue biji ketapang yang dimakan saat itu kerasnya minta ampun, bisa bikin gigi rontok. Entah ada kesalahan dengan cara pembuatannya atau gimana, saya juga tidak tahu, lha wong cuma dikasih saudara dari Jakarta ... LoL.

Untuk membuat resep Biji Ketapang sebenarnya tidak terlalu sulit. Bahan bahannya pun dengan mudah bisa kita dapat di toko-toko atau warung sekitar rumah. Tetapi karena masih banyak yang belum tahu bagaimana cara yang benar dan bahan bahan resep ini, sama kayak yang punya blog ini ... he he he. Tapi itu dulu yakk, sekitar sepuluh tahun yang lalu. Bukan tekstur keras sebenarnya, cuma lebih kearah adonan fritter yang crunchy tapi cepat lembek. Setelah googling berbagai macam resep biji ketapang, akhirnya saya bisa pahami dimana letak kuncinya.

Sayangnya saat ini, kue ini sudah tidak banyak dijual. Umumnya dibuat oleh masyarakat Betawi untuk acara istimewa seperti Lebaran atau acara pernikahan. Biasanya ditaruh dalam stoples berutup dengan hiasan kertas minyak warna-warni. 

Saya tertarik membuat resep kue ini karena penasaran dengan rasanya dan adonannya yang sepertinya bisa diaplikasikan dengan bahan-bahan lain seperti wijen, bumbu spekkoek, coklat, green tea, kopi, mocca dan tiramisu. Tujuannya biar kue jaman dulu yang hampir punah ini agar naik kelas. Dan yang saya buat kali ini masih versi original, ada yang sebagian memakai wijen, tapi resepnya lain kali aja ya, soalnya masih perlu di upgrade ... he he he. Meski saya bukan keturunan Betawi, tapi Biji Ketapang ini nggak kalah kok sama buatan Encing dan Encang. Saya share ya, resepnya ... 

Bahan-bahan :
- 250 gram tepung terigu protein sedang
- 125 gram tepung sagu kanji / tapioka
- 75 gram margarin
- 1 butir telur, kocok
- 75 gram gula pasir
- 1/2 sendok teh garam
- 100 ml santan instan
- 250 gram kelapa parut, sangrai

Cara membuat:
- Campur telur, gula pasir, garam, dan santan instan. Aduk sampai gula larut.
- Masukkan tepung terigu dan kelapa sangrai, aduk sampai tercampur rata. 
- Tambahkan margarin, uleni hingga adonan kalis  tidak lengket ditangan.
- Pulung adonan berbentuk silinder / bulat memanjang, potong atau gunting serong.
- Panaskan minyak di atas api kecil, goreng adonan sampai coklat keemasan, tiriskan.
-Masukkan kedalam stoples kedap udara.

Happy Cooking ... 


# NOTES
- Air bisa ditambahkan sedikit jika adonan belum kalis.
- Jika adonan masih terasa lengket ditangan, bisa ditambahkan tepung sedikit demi sedikit.

Sunday, 2 April 2017

BAKPIA KACANG HIJAU ( MUNG BEAN PASTRY )


Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgia
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja ....

Lagu yang dinyanyikan Katon Bagaskara ini secetar membahana makanan khas Yogyakarta, Bakpia Pathok. Bulan lalu saya berkunjung ke rumah bude yang baru saja balik lagi ke Yogya, setelah lama tinggal bersama putra-putrinya di berbagai kota. Yang ada adalah nostalgia masa kecil saya karena pernah tinggal di sana dari TK sampai kelas 5 SD. Suasananya masih tetap sama cuma atmosfirnya aja yang berbeda. Daerah Minomartani yang dulu sepi sekarang telah berubah menjadi metropolitan Bakpia ... he he he. 

Sebenarnya saya kepengin melihat sentra pembuatan Bakpia dan kebetulan teman-teman sekantor bapak saya sekarang banyak yang menjadi juragan Bakpia. Karena waktu yang mepet dan mesti terbagi-bagi, niat itu saya urungkan dulu. Sebagai gantinya, saya browsing dulu resep-resep Bakpia yang beredar di internet. 

Hampir semua orang yang pernah berkunjung ke Yogyakarta mencicipi bakpia. Di beberapa daerah di Indonesia, makanan yang terasa legit ini dikenal dengan nama pia atau kue pia. Salah satu masakan yang populer dari keluarga Cina atau Tionghoa sejak jaman dulu kala. Ada lebih dari 100 merek bakpia di Yogya. Masing-masing merek memiliki ciri khas yang unik dan dulu seringnya nih, memakai angka alias nomor rumah, jadi bukan nomor togel yaak ... he he he. Bakpia yang cukup dikenal salah satunya berasal dari daerah Pathok atau Pathuk, Yogyakarta. Dalam sejarah, Bakpia berasal dari dialek Hokkian, yaitu dari kata "bak" yang berarti daging dan "pia" yang berarti kue, yang secara harfiah berarti roti berisikan daging. Mengingat masyarakat Jogja cukup banyak yang beragama Islam, pada perkembangannya, isi bakpia yang semula daging babi pun diubah menjadi kacang hijau. Seiring dengan berkembangnya jaman dan semakin ketatnya persaingan bisnis makanan, rasa dari bakpia berkembang banyak, ada rasa cokelat, keju, kumbu hijau dan kumbu hitam. 

Di Solo juga ada bakpia, namanya sama, tapi berbeda ukuran, cara pembuatan, teksur dan isiannya, lebih crunchy gitu. Bakpia Jogja lebih lembab dan ukurannya lebih kecil. Resep yang akan saya share kali ini, campuran antara bakpia Jogja dan Bakpia Solo. Kulitnya lebih gurih karena saya membuatnya dengan butter. Kacang hijau kupasnya juga tidak saya blender karena memang sudah empuk. Kesannya jadi kletrek-kletrek gimana gitu kalau diblender. Walaupun dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet, Bakpia ini bisa tahan sampai 5-6 hari dengan kelembutan yang sama, dengan catatan kalau cuma dipajang aja lho yaa, kalau disajikan, nggak ada sehari pun sudah ludes ... he he he. 

Ini pertama kalinya saya buat bakpia setelah browsing. Ada beberapa step yang sengaja saya lompati karena menurut saya cuma bikin rumit resep. Meskipun sudah berhasil bikin Bakpia, saya masih tetep keukeh pengen berguru sama pakar-pakar bakpia di Minomartani. Cara membuatnya tidak sesulit kalau kita membaca resep yang kelihatannya bertele-tele. Apalagi kalau kita pernah membuat phyllo pastry, lebih gampang karena kulit bakpia setipis phyllo pastry cuma dibuat bertumpuk-tumpuk. Lebih enak lagi kalau kita punya mesin pembuat pasta, tanpa perlu kemringet alias bersimbah peluh karena menekan adonan dengan rolling pin. Tekstur kulit yang dihasilkan juga bisa berlapis-lapis tapi tetap lembut. Dalam pembuatan kulit bakpia kali ini, saya menggunakan rolling pin, sedikit berolahraga karena badan saya sudah berasa seperti Kingkong ... LoL. Nggak sia-sia sih, adik dan bapak saya demen banget sama Bakpia ini. Saya share yaa resepnya ...

Bahan isi kacang hijau : 
- 250 gram kacang hijau kupas, rendam selama 1 jam, tiriskan lalu kukus sampai matang, tekan-tekan dengan garpu, sisihkan 
- 200 gram gula pasir
- 1 sendok teh garam
- 100 ml santan kental ( kara atau apa saja )
- 2 lembar daun pandan, potong menjadi 2 bagian

Cara membuat :
-Campur kacang hijau kukus, gula pasir, santan, garam dan daun pandan. Aduk hingga rata. Masak dengan api sedang sampai adonan kering dan kesat. Angkat, dinginkan.

Bahan isian coklat :
- 100 gram tepung terigu protein sedang, sangrai selama 5 menit, dinginkan.
- 25 gram susu bubuk
- 3 sendok makan air es
- 100 gram gula pasir
- 75 gram mentega
- 25 gram coklat bubuk 

Cara membuat : 
-Campur semua bahan isian, aduk sampai rata. 


Bahan Kulit I :
- 125 gr tepung protein sedang 
- 70 gr tepung terigu protein tinggi 
- 2 ½ sendok makan gula pasir 
- 100 ml air mendidih
- 1 sendok teh garam
- 50 ml minyak sayur


Bahan Kulit II :
- 70 gr tepung terigu protein sedang atau all purpose flour
- 25 ml minyak goreng 
- 1 sendok makan mentega


Cara membuat :
- Kulit II : campur semua bahan, aduk rata dan sisihkan. 
- Kulit I : masukan gula ke dalam air mendidih, aduk sampai gula larut. Angkat, dinginkan.
- Campur tepung dan garam, masukkan air gula aduk sampai kalis dan tercampur rata. Tuang minyak sayur sedikit demi sedikit, uleni hingga adonan kalis. 
- Gilas adonan kulit I hingga tipis, ratakan adonan II diatasnya, lipat seperti amplop lalu gilas lagi, lipat seperti amplop lagi lalu gilas, lakukan sampai 3 kali atau lebih, bungkus adonan dengan plastik wrap atau serbet, masukkan ke dalam lemari pendingin selama 1 atau 2 jam.
- Keluarkan adonan, potong-potong menjadi 30 bagian, gilas tipis, lalu isi dengan isian kacang hijau dan coklat, masing-masing 15 bagian.
- Tutup adonan hingga rapat, bentuk bulat, pipihkan
- Panggang pada suhu 180'C selama 30 menit, balik bakpia lalu panggang lagi sampai sisinya berubah warna keemasan, angkat, dinginkan
- Masukkan ke dalam wadah kedap udara
- Bakpia siap disajikan


HAPPY COOKING ... ENJOY YOUR DAY ...


# NOTES :
- Takaran gula bisa ditambah atau dikurangi menurut selera, bisa juga diganti dengan gula diet.
- Mentega bisa diganti dengan margarin. 
- Bila belum pernah membuat phyllo pastry, bagi adonan kulit I dan II masing-masing menjadi 30 bagian, pipihkan adonan I, tumpuk adonan II diatasnya, ratakan, lipat seperti bentuk amplop, gilas tipis, lipat lagi, gilas lagi sampai semua adonan selesai, masukkan bulatan adonan ke dalam wadah, tutup dengan plastik wrap atau serbet, masukkan ke lemari pendingin.
- Untuk mempercepat proses pemanggangan dan mendapatkan tekstur coklat keemasan masing-masing sisi, oven bakpia selama 20 menit, keluarkan, panggang bakpia ke dalam wajan teflon dengan api kecil selama 3 menit, balikkan, panggang 3 menit, angkat, dinginkan. 


# SUMBER : WIKIPEDIA