Sunday, 2 April 2017

BAKPIA KACANG HIJAU ( MUNG BEAN PASTRY )


Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgia
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja ....

Lagu yang dinyanyikan Katon Bagaskara ini secetar membahana makanan khas Yogyakarta, Bakpia Pathok. Bulan lalu saya berkunjung ke rumah bude yang baru saja balik lagi ke Yogya, setelah lama tinggal bersama putra-putrinya di berbagai kota. Yang ada adalah nostalgia masa kecil saya karena pernah tinggal di sana dari TK sampai kelas 5 SD. Suasananya masih tetap sama cuma atmosfirnya aja yang berbeda. Daerah Minomartani yang dulu sepi sekarang telah berubah menjadi metropolitan Bakpia ... he he he. 

Sebenarnya saya kepengin melihat sentra pembuatan Bakpia dan kebetulan teman-teman sekantor bapak saya sekarang banyak yang menjadi juragan Bakpia. Karena waktu yang mepet dan mesti terbagi-bagi, niat itu saya urungkan dulu. Sebagai gantinya, saya browsing dulu resep-resep Bakpia yang beredar di internet. 

Hampir semua orang yang pernah berkunjung ke Yogyakarta mencicipi bakpia. Di beberapa daerah di Indonesia, makanan yang terasa legit ini dikenal dengan nama pia atau kue pia. Salah satu masakan yang populer dari keluarga Cina atau Tionghoa sejak jaman dulu kala. Ada lebih dari 100 merek bakpia di Yogya. Masing-masing merek memiliki ciri khas yang unik dan dulu seringnya nih, memakai angka alias nomor rumah, jadi bukan nomor togel yaak ... he he he. Bakpia yang cukup dikenal salah satunya berasal dari daerah Pathok atau Pathuk, Yogyakarta. Dalam sejarah, Bakpia berasal dari dialek Hokkian, yaitu dari kata "bak" yang berarti daging dan "pia" yang berarti kue, yang secara harfiah berarti roti berisikan daging. Mengingat masyarakat Jogja cukup banyak yang beragama Islam, pada perkembangannya, isi bakpia yang semula daging babi pun diubah menjadi kacang hijau. Seiring dengan berkembangnya jaman dan semakin ketatnya persaingan bisnis makanan, rasa dari bakpia berkembang banyak, ada rasa cokelat, keju, kumbu hijau dan kumbu hitam. 

Di Solo juga ada bakpia, namanya sama, tapi berbeda ukuran, cara pembuatan, teksur dan isiannya, lebih crunchy gitu. Bakpia Jogja lebih lembab dan ukurannya lebih kecil. Resep yang akan saya share kali ini, campuran antara bakpia Jogja dan Bakpia Solo. Kulitnya lebih gurih karena saya membuatnya dengan butter. Kacang hijau kupasnya juga tidak saya blender karena memang sudah empuk. Kesannya jadi kletrek-kletrek gimana gitu kalau diblender. Walaupun dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet, Bakpia ini bisa tahan sampai 5-6 hari dengan kelembutan yang sama, dengan catatan kalau cuma dipajang aja lho yaa, kalau disajikan, nggak ada sehari pun sudah ludes ... he he he. 

Ini pertama kalinya saya buat bakpia setelah browsing. Ada beberapa step yang sengaja saya lompati karena menurut saya cuma bikin rumit resep. Meskipun sudah berhasil bikin Bakpia, saya masih tetep keukeh pengen berguru sama pakar-pakar bakpia di Minomartani. Cara membuatnya tidak sesulit kalau kita membaca resep yang kelihatannya bertele-tele. Apalagi kalau kita pernah membuat phyllo pastry, lebih gampang karena kulit bakpia setipis phyllo pastry cuma dibuat bertumpuk-tumpuk. Lebih enak lagi kalau kita punya mesin pembuat pasta, tanpa perlu kemringet alias bersimbah peluh karena menekan adonan dengan rolling pin. Tekstur kulit yang dihasilkan juga bisa berlapis-lapis tapi tetap lembut. Dalam pembuatan kulit bakpia kali ini, saya menggunakan rolling pin, sedikit berolahraga karena badan saya sudah berasa seperti Kingkong ... LoL. Nggak sia-sia sih, adik dan bapak saya demen banget sama Bakpia ini. Saya share yaa resepnya ...

Bahan isi kacang hijau : 
- 250 gram kacang hijau kupas, rendam selama 1 jam, tiriskan lalu kukus sampai matang, tekan-tekan dengan garpu, sisihkan 
- 200 gram gula pasir
- 1 sendok teh garam
- 100 ml santan kental ( kara atau apa saja )
- 2 lembar daun pandan, potong menjadi 2 bagian

Cara membuat :
-Campur kacang hijau kukus, gula pasir, santan, garam dan daun pandan. Aduk hingga rata. Masak dengan api sedang sampai adonan kering dan kesat. Angkat, dinginkan.

Bahan isian coklat :
- 100 gram tepung terigu protein sedang, sangrai selama 5 menit, dinginkan.
- 25 gram susu bubuk
- 3 sendok makan air es
- 100 gram gula pasir
- 75 gram mentega
- 25 gram coklat bubuk 

Cara membuat : 
-Campur semua bahan isian, aduk sampai rata. 


Bahan Kulit I :
- 125 gr tepung protein sedang 
- 70 gr tepung terigu protein tinggi 
- 2 ½ sendok makan gula pasir 
- 100 ml air mendidih
- 1 sendok teh garam
- 50 ml minyak sayur


Bahan Kulit II :
- 70 gr tepung terigu protein sedang atau all purpose flour
- 25 ml minyak goreng 
- 1 sendok makan mentega


Cara membuat :
- Kulit II : campur semua bahan, aduk rata dan sisihkan. 
- Kulit I : masukan gula ke dalam air mendidih, aduk sampai gula larut. Angkat, dinginkan.
- Campur tepung dan garam, masukkan air gula aduk sampai kalis dan tercampur rata. Tuang minyak sayur sedikit demi sedikit, uleni hingga adonan kalis. 
- Gilas adonan kulit I hingga tipis, ratakan adonan II diatasnya, lipat seperti amplop lalu gilas lagi, lipat seperti amplop lagi lalu gilas, lakukan sampai 3 kali atau lebih, bungkus adonan dengan plastik wrap atau serbet, masukkan ke dalam lemari pendingin selama 1 atau 2 jam.
- Keluarkan adonan, potong-potong menjadi 30 bagian, gilas tipis, lalu isi dengan isian kacang hijau dan coklat, masing-masing 15 bagian.
- Tutup adonan hingga rapat, bentuk bulat, pipihkan
- Panggang pada suhu 180'C selama 30 menit, balik bakpia lalu panggang lagi sampai sisinya berubah warna keemasan, angkat, dinginkan
- Masukkan ke dalam wadah kedap udara
- Bakpia siap disajikan


HAPPY COOKING ... ENJOY YOUR DAY ...


# NOTES :
- Takaran gula bisa ditambah atau dikurangi menurut selera, bisa juga diganti dengan gula diet.
- Mentega bisa diganti dengan margarin. 
- Bila belum pernah membuat phyllo pastry, bagi adonan kulit I dan II masing-masing menjadi 30 bagian, pipihkan adonan I, tumpuk adonan II diatasnya, ratakan, lipat seperti bentuk amplop, gilas tipis, lipat lagi, gilas lagi sampai semua adonan selesai, masukkan bulatan adonan ke dalam wadah, tutup dengan plastik wrap atau serbet, masukkan ke lemari pendingin.
- Untuk mempercepat proses pemanggangan dan mendapatkan tekstur coklat keemasan masing-masing sisi, oven bakpia selama 20 menit, keluarkan, panggang bakpia ke dalam wajan teflon dengan api kecil selama 3 menit, balikkan, panggang 3 menit, angkat, dinginkan. 


# SUMBER : WIKIPEDIA


Saturday, 1 April 2017

BUBUR SUMSUM ( RICE FLOUR PORRIDGE )


Lama nggak nulis resep rasanya agak-agak gimana gitu. Saya mesti undur diri sejenak dari dunia persilatan ... he he he. Harap maklum sebagai Autoimmune Warrior, semua aktifitas yang saya lakukan mesti menyesuaikan dengan kondisi si mumun yang merasuki tubuh saya, kapok kalau flare-up lagi. Mau tidak mau kalau lagi kumat, saya mesti minum obat yang berefek ngantuk dan menaikkan timbangan badan. Yang paling tidak saya sukai kalau mesti berdiam diri alias kerjaannya cuma makan, tidur dan minum obat, nggak ada mikir-mikirnya. Menjalani situasi seperti itu justru malah membuat saya semakin sakit dan terpuruk.  Mesti saya kira-kira sendiri sejauh mana tingkat aktifitas yang bisa saya lakukan karena untuk menidurkan penyakit ini perlu waktu berbulan-bulan dan cukup membuat saya capek lahir batin ... LoL. Jadi ya, harus diam-diam dan pelan-pelan mulai beraktifitas lagi karena bapak, ibu, tante dan sepupu-sepupu saya sering pada ceriwis, mengingatkan. Katanya kalau lagi kambuh, saya nakut-nakutin orang hidup. Piye ta, kok malah OOT jadinya ... he he he.

Lanjut ke bubur sumsum, siapa nih yang tidak mengenal bubur sumsum ? Asal usul dari kuliner yang satu ini juga tidak diketahui dari daerah mana, mengingat kehadirannya cukup luas di seluruh nusantara. Nama bubur sumsum diambil dari penampilannya yang seperti sumsum tulang. Bubur ini sumsum sudah ada sejak nenek buyut saya lahir, lama banget yaa. Bubur yang satu ini menjadi salah satu bubur yang paling familiar di kalangan masyarakat terutama di daerah Jawa Tengah. Bagi yang bukan orang Jawa, jangan ngamuk ya, kalau anda merasa bubur sumsum adalah makanan khas daerah anda. Tapi yang jelas bukan berasal dari Malaysia ataupun Singapura, meskipun disana juga ada.

Saat saya masih kecil, banyak penjual bubur sumsum keliling. Penyajiannya dalam pincuk daun pisang dan memakannya juga dengan suru alias "sendok" dari daun pisang selebar kira-kira 5 cm yang dilipat dua. Kata Nenek saya, di setiap hajatan selalu ada bubur sumsum. Cara pembuatannya mesti dengan tepung beras yang ditumbuk sendiri dan santan kelapa harus yang segar. Itu yang membuat bubur sumsum rasanya mak nyus. Tapi lain dulu lain sekarang yaakk, nggak perlu numbuk karena tepung beras dengan kualitas bagus sekarang mudah ditemui.

Bagi sebagian warga asli Solo, bubur sumsum diartikan sebagai obat penghilang rasa lelah. Dalam tradisi masyarakat Solo, jenang sumsum adalah tombo kesel ( penghilang capek ) sehabis punya hajat besar seperti acara pernikahan. Katanya, Sumsuman atau bubur sumsum ini dipercaya bisa menambah energi. Iyalah, lha wong kalorinya juga lumayan tinggi ... he he he. Bubur sumsum enak dimakan dingin maupun hangat. Di musim dingin makan hangat-hangat. Di musim panas, masukkan dalam lemari es. Bubur sumsum enak juga dimakan bersama teman-temannya pasukan bubur yang lain seperti bubur candil, bubur ketan hitam, bubur kacang ijo, bubur mutiara, biji salak, bubur sagu, bubur kacang merah rebus, jenang grendul, es dawet dan lain-lain.

Meski warna dasarnya putih, tapi rasanya tidak sesederhana warnanya. Rasa tepung beras yang sudah dicampur dengan air pandan dilengkapi dengan cairan gula merah akan lumer di mulut. Membuat sendiri bubur sumsum di rumah bisa menjadi pilihan karena kita bisa memilih bahan-bahannya sendiri yang pastinya lebih bersih dan sehat. Saya akan berbagi resep bubur sumsum yang mudah untuk diaplikasikan sekalipun untuk orang yang sama sekali belum pernah membuatnya. Kesulitannya yang dialami pada umumnya adalah bubur bergerindil. Itu karena kebanyakan tepung beras alias terlalu kental. Karena bubur ini komposisi utamanya adalah air, jangan konyol dengan memblender karena bubur akan cepat encer dan berair. Kalau resepnya pas, dijamin tidak akan printhil-printhil dan tekstur buburnya halus. Kata sepupu saya nih, rasanya juara ... he he he. 

Bahan bubur:
- 3 lembar daun pandan, potong menjadi 2 
- 300 ml air, rebus dengan daun pandan, saring, biarkan dingin
- 100 gram tepung beras
- 700 ml santan dari ½ butir kelapa
- 2 sendok makan gula pasir
- 1 sendok teh garam

Bahan kuah gula:
- 200 g gula merah
- 500 ml air
- ½ sendok teh garam
- 1 lembar daun pandan, bagi dua

~ Rebus semua bahan hingga gula larut dan mendidih, saring dan biarkan kuah dingin


Cara membuat bubur:
1. Campur tepung beras, santan, air daun pandan, gula pasir dan garam. Aduk rata. 
2. Masak di atas api kecil sambil diaduk terus hingga mendidih dan mengental, sisihkan.
3. Sajikan bubur di mangkuk saji, siram dengan kuah gula.
4. Bubur siap dinikmati hangat ataupun dingin.


HAPPY COOKING ... BON APPETITE



# NOTES :
~ Bagi yang sedang diet, gula jawa bisa diganti dengan gula / gula jawa diet.
~ Kunci dari pembuatan bubur ini adalah proses pengadukan, aduk dari awal sampai bubur mengental dan matang.