Saturday, 11 November 2017

SUP MATAHARI / SUNFLOWER SOUP


Pasti banyak yang penasaran sama sup yang satu ini. Di Solo ada beberapa jenis sup dengan rasa yang berbeda, Timlo, Thenkleng dan Sup bening. Nah, sup bening ini juga berbeda-beda penampilannya atau isiannya. Ada sup kobis, sup rambutan, sup penyon, sup lapis, sup galantin, sup makaroni atau sup ndeso dan sup matahari. Yang terakhir ini, yang akan saya bagi resepnya. Dinamakan sup matahari karena penyajiannya mirip bunga matahari. Ada juga yang menyebutnya sup mawar dan sup teratai, tapi yang pasti sih lebih dikenal dengan nama sup manten atau sup pengantin. 

Sup ini memang adanya cuma di Solo dan sering ditemui di acara resepsi pernikahan karena selat dan sup semacam lagu wajib yang harus disajikan sebagai starter di berbagai hajatan. Bagi masyarakat Solo, setiap makanan mengandung filosofi dan ada pakem-pakem yang harus dilaksanakan. Filosofi dari Sup matahari adalah adanya harapan kehidupan setelah pernikahan agar diberikan sinar kemudahan dalam menjalani biduk rumah tangga bagi kedua pasangan yang akan segera menikah. 

Disajikan disebuah mangkuk bulat atau piring berukuran lebar. Tata cara penyajiannya menyerupai bunga matahari, terdapat kelopak bunga yang dibuat dari telur dadar, sedangkan bagian inti atau tengahnya berupa sosis, daging ayam cincang dan berbagai jenis sayuran.

Penjual sup ini banyak banget, termasuk saya ... LoL. Mulai dari kaki lima, hotel bintang lima dan katering. Umumnya sih dikemas diplastik mika lengkap dengan kuahnya. Harganya pun macam-macam, mulai dari Rp. 6000 sampai Rp.13.000. Biasa, hukum makanan yang tidak tertulis, ada harga, ada rasa gitu loh. Sebenarnya udah sering sih bikin sup matahari cuma belum sempat nulis resep dan foto-foto karena udah keburu capek duluan. Jujur aja yakk, karena banyak partikel-partikel zat-nya itu yang bikin saya males. Kebetulan kemarin ada order yang nggak begitu banyak, jadi agak nyantai gitu. Yang pasti kalau bikin sendiri, rasanya lebih enak. Juga sebagai pertanda kalau yang bikin sup ini bakalan segera dadi manten. Just kidding, tapi kalau beneran ya Alhamdulillah ... He he he he. Saya share yaa resepnya. 

Bahan-bahan :

* Kuah Sup :
~ 2.5 liter air
~ 1 potong dada ayam
~ ½ butir bawang bombay, cincang halus
~ 5 siung bawang putih, haluskan 
~ 3 siung bawang merah, haluskan
~ ½ butir pala, potong kecil-kecil
~ 4 butir kapulaga
~ 1 sendok teh merica bubuk
~ 4 sendok teh garam
~ 2 sendok teh gula pasir
~ 2 sendok makan minyak goreng untuk menumis
~ 1 lembar daun bawang, iris kasar
~ 1 untai daun seledri

Cara membuat kuah :
~ Tumis bawang bombay, bawang putih dan bawang merah sampai harum
~ Masukkan air, merica, garam, gula, pala, kapulaga, dada ayam, daun bawang dan seledri, masak hingga matang


* Daging ayam
~ 3 lembar roti tawar, buang kulitnya
~ 1 sendok teh garam, ½ sendok teh merica dan 3 siung bawang putih, haluskan
~ 1 butir telur, kocok 
~ Campurkan semua bahan diatas, uleni hingga rata
~ Bagi adonan menjadi 15 bagian, sisihkan


* Sayuran :
~ 1 buah Sosis sapi, iris tipis / menurut selera 
~ 4 buah wortel, serut dengan parutan keju
~ 1 buah jagung, pipil
~ 100 gram Jamur hitam, rendam 15 menit, rebus, tiriskan dan iris tipis 
~ 100 gram Jamur putih, rendam 15 menit, rebus, tiriskan dan potong kecil-kecil 


* Adonan Kulit :
~ ½ kg telur, kocok hingga rata
~ 150 ml minyak 
~ garam secukupnya. 
~ Campurkan semua bahan, aduk hingga rata, buat dadar tipis ± 15 dadar, sisihkan 

Cara membuat bunga matahari :
~ Ambil satu lembar dadar telur, letakkan satu iris sosis sapi ditengah dadar
~ Tata jamur putih diatas sosis sapi
~ Tata wortel serut dengan cara melingkari jamur putih
~ Lanjutkan dengan jagung pipil dan yang terakhir jamur hitam. 
~ Ambil daging ayam, bentuk bulat, pipihkan dan sesuaikan dengan tatanan sayur, taruh diatasnya.
~ Tutup atau lipat dadar sampai rapat 
~ Kukus selama ± 15 menit


* Penyajian :
~ Letakkan bunga matahari di dalam piring atau mangkuk, gunting bagian atas dadar dengan cara menyilang, tarik dadar keluar, masukkan kuah sup
~ Sup matahari siap disajikan



BON APPETIT .... 



# TIPS :
* Lapisi dasar kukusan dengan daun pisang atau plastik yang sudah dioles minyak goreng agar dadar tidak lengket dan mudah diangkat


Tuesday, 22 August 2017

BIJI KETAPANG ( FRIED COCONUT COOKIES )


Lama nggak berbagi resep ya. Sebenarnya tiap hari acara masak memasak nggak pernah berhenti, tapi karena ada banyak hal jadinya sering tertunda. Harap maklum, sebagai Autoimmune Warrior, mau tidak mau, saya harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi si Mumun ini maunya apa ... LoL. Jadi OOT nih, lanjut ke topik utama ... 

Kue legendaris dari dapur Betawi ini memang muncul dihari-hari istimewa. Bagi orang Betawi, rasanya lebaran tak lengkap tanpa kehadiran kue biji ketapang. Kue yang dibuat dengan cara digoreng ini terasa gurih karena dibuat dari kelapa parut dan santan.

Sebenarnya tidak ada yang tahu persis kenapa kue ini dinamakan Biji Ketapang. Konon kabarnya karena kue ini memang mirip dengan biji pada pohon bunga ketapang yang dahulu banyak ditemukan di pinggir jalan kota Jakarta dimasa lalu. Buah ketapang berbentuk bulat, kulitnya keras dan ujungnya runcing. Jika dibuka isinya berwarna putih seperti Almond. Oleh karena itu dipanggil juga dengan Almond Malabar atau Almond Singapura. Dahulu saat pohon ketapang masih banyak tumbuh di tanah Betawi, Buah ketapang banyak tercecer di jalanan dan sering dipungut untuk dimakan bijinya. Rasanya gurih dan teksturnya renyah. Mungkin karena bentuknya yang mungil, mirip biji inilah yang menyebabkan banyak orang menyebutnya begitu dan menginspirasi terciptanya kue biji ketapang.

Almarhum nenek saya dulu menyebutnya biji ketépang alias biji ketendang karena kue biji ketapang yang dimakan saat itu kerasnya minta ampun, bisa bikin gigi rontok. Entah ada kesalahan dengan cara pembuatannya atau gimana, saya juga tidak tahu, lha wong cuma dikasih saudara dari Jakarta ... LoL.

Untuk membuat resep Biji Ketapang sebenarnya tidak terlalu sulit. Bahan bahannya pun dengan mudah bisa kita dapat di toko-toko atau warung sekitar rumah. Tetapi karena masih banyak yang belum tahu bagaimana cara yang benar dan bahan bahan resep ini, sama kayak yang punya blog ini ... he he he. Tapi itu dulu yakk, sekitar sepuluh tahun yang lalu. Bukan tekstur keras sebenarnya, cuma lebih kearah adonan fritter yang crunchy tapi cepat lembek. Setelah googling berbagai macam resep biji ketapang, akhirnya saya bisa pahami dimana letak kuncinya.

Sayangnya saat ini, kue ini sudah tidak banyak dijual. Umumnya dibuat oleh masyarakat Betawi untuk acara istimewa seperti Lebaran atau acara pernikahan. Biasanya ditaruh dalam stoples berutup dengan hiasan kertas minyak warna-warni. 

Saya tertarik membuat resep kue ini karena penasaran dengan rasanya dan adonannya yang sepertinya bisa diaplikasikan dengan bahan-bahan lain seperti wijen, bumbu spekkoek, coklat, green tea, kopi, mocca dan tiramisu. Tujuannya biar kue jaman dulu yang hampir punah ini agar naik kelas. Dan yang saya buat kali ini masih versi original, ada yang sebagian memakai wijen, tapi resepnya lain kali aja ya, soalnya masih perlu di upgrade ... he he he. Meski saya bukan keturunan Betawi, tapi Biji Ketapang ini nggak kalah kok sama buatan Encing dan Encang. Saya share ya, resepnya ... 

Bahan-bahan :
- 250 gram tepung terigu protein sedang
- 125 gram tepung sagu kanji / tapioka
- 75 gram margarin
- 1 butir telur, kocok
- 75 gram gula pasir
- 1/2 sendok teh garam
- 100 ml santan instan
- 250 gram kelapa parut, sangrai

Cara membuat:
- Campur telur, gula pasir, garam, dan santan instan. Aduk sampai gula larut.
- Masukkan tepung terigu dan kelapa sangrai, aduk sampai tercampur rata. 
- Tambahkan margarin, uleni hingga adonan kalis  tidak lengket ditangan.
- Pulung adonan berbentuk silinder / bulat memanjang, potong atau gunting serong.
- Panaskan minyak di atas api kecil, goreng adonan sampai coklat keemasan, tiriskan.
-Masukkan kedalam stoples kedap udara.

Happy Cooking ... 


# NOTES
- Air bisa ditambahkan sedikit jika adonan belum kalis.
- Jika adonan masih terasa lengket ditangan, bisa ditambahkan tepung sedikit demi sedikit.

Sunday, 2 April 2017

BAKPIA KACANG HIJAU ( MUNG BEAN PASTRY )


Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgia
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja ....

Lagu yang dinyanyikan Katon Bagaskara ini secetar membahana makanan khas Yogyakarta, Bakpia Pathok. Bulan lalu saya berkunjung ke rumah bude yang baru saja balik lagi ke Yogya, setelah lama tinggal bersama putra-putrinya di berbagai kota. Yang ada adalah nostalgia masa kecil saya karena pernah tinggal di sana dari TK sampai kelas 5 SD. Suasananya masih tetap sama cuma atmosfirnya aja yang berbeda. Daerah Minomartani yang dulu sepi sekarang telah berubah menjadi metropolitan Bakpia ... he he he. 

Sebenarnya saya kepengin melihat sentra pembuatan Bakpia dan kebetulan teman-teman sekantor bapak saya sekarang banyak yang menjadi juragan Bakpia. Karena waktu yang mepet dan mesti terbagi-bagi, niat itu saya urungkan dulu. Sebagai gantinya, saya browsing dulu resep-resep Bakpia yang beredar di internet. 

Hampir semua orang yang pernah berkunjung ke Yogyakarta mencicipi bakpia. Di beberapa daerah di Indonesia, makanan yang terasa legit ini dikenal dengan nama pia atau kue pia. Salah satu masakan yang populer dari keluarga Cina atau Tionghoa sejak jaman dulu kala. Ada lebih dari 100 merek bakpia di Yogya. Masing-masing merek memiliki ciri khas yang unik dan dulu seringnya nih, memakai angka alias nomor rumah, jadi bukan nomor togel yaak ... he he he. Bakpia yang cukup dikenal salah satunya berasal dari daerah Pathok atau Pathuk, Yogyakarta. Dalam sejarah, Bakpia berasal dari dialek Hokkian, yaitu dari kata "bak" yang berarti daging dan "pia" yang berarti kue, yang secara harfiah berarti roti berisikan daging. Mengingat masyarakat Jogja cukup banyak yang beragama Islam, pada perkembangannya, isi bakpia yang semula daging babi pun diubah menjadi kacang hijau. Seiring dengan berkembangnya jaman dan semakin ketatnya persaingan bisnis makanan, rasa dari bakpia berkembang banyak, ada rasa cokelat, keju, kumbu hijau dan kumbu hitam. 

Di Solo juga ada bakpia, namanya sama, tapi berbeda ukuran, cara pembuatan, teksur dan isiannya, lebih crunchy gitu. Bakpia Jogja lebih lembab dan ukurannya lebih kecil. Resep yang akan saya share kali ini, campuran antara bakpia Jogja dan Bakpia Solo. Kulitnya lebih gurih karena saya membuatnya dengan butter. Kacang hijau kupasnya juga tidak saya blender karena memang sudah empuk. Kesannya jadi kletrek-kletrek gimana gitu kalau diblender. Walaupun dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet, Bakpia ini bisa tahan sampai 5-6 hari dengan kelembutan yang sama, dengan catatan kalau cuma dipajang aja lho yaa, kalau disajikan, nggak ada sehari pun sudah ludes ... he he he. 

Ini pertama kalinya saya buat bakpia setelah browsing. Ada beberapa step yang sengaja saya lompati karena menurut saya cuma bikin rumit resep. Meskipun sudah berhasil bikin Bakpia, saya masih tetep keukeh pengen berguru sama pakar-pakar bakpia di Minomartani. Cara membuatnya tidak sesulit kalau kita membaca resep yang kelihatannya bertele-tele. Apalagi kalau kita pernah membuat phyllo pastry, lebih gampang karena kulit bakpia setipis phyllo pastry cuma dibuat bertumpuk-tumpuk. Lebih enak lagi kalau kita punya mesin pembuat pasta, tanpa perlu kemringet alias bersimbah peluh karena menekan adonan dengan rolling pin. Tekstur kulit yang dihasilkan juga bisa berlapis-lapis tapi tetap lembut. Dalam pembuatan kulit bakpia kali ini, saya menggunakan rolling pin, sedikit berolahraga karena badan saya sudah berasa seperti Kingkong ... LoL. Nggak sia-sia sih, adik dan bapak saya demen banget sama Bakpia ini. Saya share yaa resepnya ...

Bahan isi kacang hijau : 
- 250 gram kacang hijau kupas, rendam selama 1 jam, tiriskan lalu kukus sampai matang, tekan-tekan dengan garpu, sisihkan 
- 200 gram gula pasir
- 1 sendok teh garam
- 100 ml santan kental ( kara atau apa saja )
- 2 lembar daun pandan, potong menjadi 2 bagian

Cara membuat :
-Campur kacang hijau kukus, gula pasir, santan, garam dan daun pandan. Aduk hingga rata. Masak dengan api sedang sampai adonan kering dan kesat. Angkat, dinginkan.

Bahan isian coklat :
- 100 gram tepung terigu protein sedang, sangrai selama 5 menit, dinginkan.
- 25 gram susu bubuk
- 3 sendok makan air es
- 100 gram gula pasir
- 75 gram mentega
- 25 gram coklat bubuk 

Cara membuat : 
-Campur semua bahan isian, aduk sampai rata. 


Bahan Kulit I :
- 125 gr tepung protein sedang 
- 70 gr tepung terigu protein tinggi 
- 2 ½ sendok makan gula pasir 
- 100 ml air mendidih
- 1 sendok teh garam
- 50 ml minyak sayur


Bahan Kulit II :
- 70 gr tepung terigu protein sedang atau all purpose flour
- 25 ml minyak goreng 
- 1 sendok makan mentega


Cara membuat :
- Kulit II : campur semua bahan, aduk rata dan sisihkan. 
- Kulit I : masukan gula ke dalam air mendidih, aduk sampai gula larut. Angkat, dinginkan.
- Campur tepung dan garam, masukkan air gula aduk sampai kalis dan tercampur rata. Tuang minyak sayur sedikit demi sedikit, uleni hingga adonan kalis. 
- Gilas adonan kulit I hingga tipis, ratakan adonan II diatasnya, lipat seperti amplop lalu gilas lagi, lipat seperti amplop lagi lalu gilas, lakukan sampai 3 kali atau lebih, bungkus adonan dengan plastik wrap atau serbet, masukkan ke dalam lemari pendingin selama 1 atau 2 jam.
- Keluarkan adonan, potong-potong menjadi 30 bagian, gilas tipis, lalu isi dengan isian kacang hijau dan coklat, masing-masing 15 bagian.
- Tutup adonan hingga rapat, bentuk bulat, pipihkan
- Panggang pada suhu 180'C selama 30 menit, balik bakpia lalu panggang lagi sampai sisinya berubah warna keemasan, angkat, dinginkan
- Masukkan ke dalam wadah kedap udara
- Bakpia siap disajikan


HAPPY COOKING ... ENJOY YOUR DAY ...


# NOTES :
- Takaran gula bisa ditambah atau dikurangi menurut selera, bisa juga diganti dengan gula diet.
- Mentega bisa diganti dengan margarin. 
- Bila belum pernah membuat phyllo pastry, bagi adonan kulit I dan II masing-masing menjadi 30 bagian, pipihkan adonan I, tumpuk adonan II diatasnya, ratakan, lipat seperti bentuk amplop, gilas tipis, lipat lagi, gilas lagi sampai semua adonan selesai, masukkan bulatan adonan ke dalam wadah, tutup dengan plastik wrap atau serbet, masukkan ke lemari pendingin.
- Untuk mempercepat proses pemanggangan dan mendapatkan tekstur coklat keemasan masing-masing sisi, oven bakpia selama 20 menit, keluarkan, panggang bakpia ke dalam wajan teflon dengan api kecil selama 3 menit, balikkan, panggang 3 menit, angkat, dinginkan. 


# SUMBER : WIKIPEDIA


Saturday, 1 April 2017

BUBUR SUMSUM ( RICE FLOUR PORRIDGE )


Lama nggak nulis resep rasanya agak-agak gimana gitu. Saya mesti undur diri sejenak dari dunia persilatan ... he he he. Harap maklum sebagai Autoimmune Warrior, semua aktifitas yang saya lakukan mesti menyesuaikan dengan kondisi si mumun yang merasuki tubuh saya, kapok kalau flare-up lagi. Mau tidak mau kalau lagi kumat, saya mesti minum obat yang berefek ngantuk dan menaikkan timbangan badan. Yang paling tidak saya sukai kalau mesti berdiam diri alias kerjaannya cuma makan, tidur dan minum obat, nggak ada mikir-mikirnya. Menjalani situasi seperti itu justru malah membuat saya semakin sakit dan terpuruk.  Mesti saya kira-kira sendiri sejauh mana tingkat aktifitas yang bisa saya lakukan karena untuk menidurkan penyakit ini perlu waktu berbulan-bulan dan cukup membuat saya capek lahir batin ... LoL. Jadi ya, harus diam-diam dan pelan-pelan mulai beraktifitas lagi karena bapak, ibu, tante dan sepupu-sepupu saya sering pada ceriwis, mengingatkan. Katanya kalau lagi kambuh, saya nakut-nakutin orang hidup. Piye ta, kok malah OOT jadinya ... he he he.

Lanjut ke bubur sumsum, siapa nih yang tidak mengenal bubur sumsum ? Asal usul dari kuliner yang satu ini juga tidak diketahui dari daerah mana, mengingat kehadirannya cukup luas di seluruh nusantara. Nama bubur sumsum diambil dari penampilannya yang seperti sumsum tulang. Bubur ini sumsum sudah ada sejak nenek buyut saya lahir, lama banget yaa. Bubur yang satu ini menjadi salah satu bubur yang paling familiar di kalangan masyarakat terutama di daerah Jawa Tengah. Bagi yang bukan orang Jawa, jangan ngamuk ya, kalau anda merasa bubur sumsum adalah makanan khas daerah anda. Tapi yang jelas bukan berasal dari Malaysia ataupun Singapura, meskipun disana juga ada.

Saat saya masih kecil, banyak penjual bubur sumsum keliling. Penyajiannya dalam pincuk daun pisang dan memakannya juga dengan suru alias "sendok" dari daun pisang selebar kira-kira 5 cm yang dilipat dua. Kata Nenek saya, di setiap hajatan selalu ada bubur sumsum. Cara pembuatannya mesti dengan tepung beras yang ditumbuk sendiri dan santan kelapa harus yang segar. Itu yang membuat bubur sumsum rasanya mak nyus. Tapi lain dulu lain sekarang yaakk, nggak perlu numbuk karena tepung beras dengan kualitas bagus sekarang mudah ditemui.

Bagi sebagian warga asli Solo, bubur sumsum diartikan sebagai obat penghilang rasa lelah. Dalam tradisi masyarakat Solo, jenang sumsum adalah tombo kesel ( penghilang capek ) sehabis punya hajat besar seperti acara pernikahan. Katanya, Sumsuman atau bubur sumsum ini dipercaya bisa menambah energi. Iyalah, lha wong kalorinya juga lumayan tinggi ... he he he. Bubur sumsum enak dimakan dingin maupun hangat. Di musim dingin makan hangat-hangat. Di musim panas, masukkan dalam lemari es. Bubur sumsum enak juga dimakan bersama teman-temannya pasukan bubur yang lain seperti bubur candil, bubur ketan hitam, bubur kacang ijo, bubur mutiara, biji salak, bubur sagu, bubur kacang merah rebus, jenang grendul, es dawet dan lain-lain.

Meski warna dasarnya putih, tapi rasanya tidak sesederhana warnanya. Rasa tepung beras yang sudah dicampur dengan air pandan dilengkapi dengan cairan gula merah akan lumer di mulut. Membuat sendiri bubur sumsum di rumah bisa menjadi pilihan karena kita bisa memilih bahan-bahannya sendiri yang pastinya lebih bersih dan sehat. Saya akan berbagi resep bubur sumsum yang mudah untuk diaplikasikan sekalipun untuk orang yang sama sekali belum pernah membuatnya. Kesulitannya yang dialami pada umumnya adalah bubur bergerindil. Itu karena kebanyakan tepung beras alias terlalu kental. Karena bubur ini komposisi utamanya adalah air, jangan konyol dengan memblender karena bubur akan cepat encer dan berair. Kalau resepnya pas, dijamin tidak akan printhil-printhil dan tekstur buburnya halus. Kata sepupu saya nih, rasanya juara ... he he he. 

Bahan bubur:
- 3 lembar daun pandan, potong menjadi 2 
- 300 ml air, rebus dengan daun pandan, saring, biarkan dingin
- 100 gram tepung beras
- 700 ml santan dari ½ butir kelapa
- 2 sendok makan gula pasir
- 1 sendok teh garam

Bahan kuah gula:
- 200 g gula merah
- 500 ml air
- ½ sendok teh garam
- 1 lembar daun pandan, bagi dua

~ Rebus semua bahan hingga gula larut dan mendidih, saring dan biarkan kuah dingin


Cara membuat bubur:
1. Campur tepung beras, santan, air daun pandan, gula pasir dan garam. Aduk rata. 
2. Masak di atas api kecil sambil diaduk terus hingga mendidih dan mengental, sisihkan.
3. Sajikan bubur di mangkuk saji, siram dengan kuah gula.
4. Bubur siap dinikmati hangat ataupun dingin.


HAPPY COOKING ... BON APPETITE



# NOTES :
~ Bagi yang sedang diet, gula jawa bisa diganti dengan gula / gula jawa diet.
~ Kunci dari pembuatan bubur ini adalah proses pengadukan, aduk dari awal sampai bubur mengental dan matang.